Sejarah Sungai Martapura: Nadi Kehidupan Kota Banjarmasin
Sejarah dan Peran Sungai Martapura bagi Banjarmasin
Sungai Martapura menyediakan nadi budaya, ekonomi, dan ekologis bagi Kota Banjarmasin sejak abad ke-16. Artikel ini membahas asal-usul, data hidrologi, kanal kolonial, serta peran kontemporernya secara menyeluruh.
1. Sejarah Awal & Etimologi
Apa asal-usul nama “Sungai Martapura”?
Kota Martapura menjadi pusat kerajaan Banjar sejak sekitar 1630 setelah pusat pemerintahan dipindah dari Banjarmasin . Nama sungai mengikuti kota tersebut sebagai sumber ibu peradaban lokal. Sebelumnya dikenal sebagai Sungai Banjar Kecil, Sungai Kayutangi, dan “Sungai Cina” karena aktivitas pedagang Tionghoa di hilir .
2. Hidrologi dan Geografi Data Fakta
Seberapa besar DAS Sungai Martapura?
Daerah aliran sungai (DAS) seluas 453,88 km², panjang sungai utama 36.566 m, total termasuk anak sungai 375,91 km, dengan kerapatan 0,828 km/km², dan gradien hanya 0,022 % . Iklim di sekitar merupakan hutan hujan tropis (Af, Köppen), suhu rata-rata 25 °C, curah hujan tahunan 2.767 mm, puncaknya Februari (366 mm), terendah September (75 mm) .
3. Kanal Era Kolonial & Kearifan Lokal
Apa fungsi kanal di sekitar Sungai Martapura pada masa kolonial?
Kanal-kanal seperti Antasan Pirih, Raden, dan kanal Benteng Tatas dibuat untuk memperpendek aliran, mengatur irigasi, menghindari banjir, dan juga untuk pertahanan kota kanal Banjarmasin sepanjang kanal wisata “Venice of the East” . Orang Banjar telah mengenal kanal tradisional — anjir, handil, saka — untuk transportasi dan irigasi. Ahli Belanda Schophuys bahkan mempelajari teknik ini dari masyarakat lokal selama 40 tahun praktik pengendalian air .
4. Peran Ekonomi & Sosial
Bagaimana Sungai Martapura membentuk kehidupan kota?
Sungai menyediakan jalur transportasi utama, perdagangan, dan sumber air. Kanal dan sungai bersama-sama membentuk pola sosial dan struktur ruang kota, memungkinkan berkembangnya pasar terapung dan identitas kanal sebagai ciri khas Banjarmasin. Artikel ini akan memperkaya dengan cerita lokal, data, dan contoh dari arsip kolonial serta narasi rakyat Banjar.
5. Tantangan Kontemporer
Apa isu modern yang dihadapi?
Intrusi air laut telah mulai menembus ke hilir Sungai Martapura, mencapai titik pengambilan air baku PDAM di Basirih, hingga berpotensi mengurangi kapasitas distribusi air hingga 30 % . Ini mendorong mitigasi seperti pengambilan cadangan dari Sungai Tabuk dan ekstremnya peran sungai dalam ketahanan air.
FAQ — Sejarah & Peran Sungai Martapura
Apa asal-usul nama “Sungai Martapura”?
Nama mengikuti ibu kota Martapura sejak sekitar 1630. Sebelum itu, daerah hilir dikenal sebagai Sungai Banjar Kecil atau Kayutangi karena aktivitas perdagangan lokal.
Berapa ukuran DAS dan panjang Sungai Martapura?
Daerah aliran sungai (DAS) sekitar 453,88 km²; panjang sungai utama tercatat ±36.566 m; jika dihitung bersama anak sungai total mencapai ±375,91 km.
Mengapa kanal-kanal dibuat pada masa kolonial?
Kanal dibuat untuk memperpendek rute air, mendukung irigasi, mengurangi banjir, dan sebagai bagian sistem pertahanan kota. Teknik ini menggabungkan pengetahuan lokal dan teknik kolonial.
Apa tantangan lingkungan terkini di Sungai Martapura?
Salah satu isu utama adalah intrusi air laut yang mengancam pasokan air baku, yang berpotensi mengurangi kemampuan distribusi air hingga puluhan persen jika tidak ditangani.