Ekonomi
Beranda / Ekonomi / Saham BREN, RAJA, BRPT: Lolos Indeks MSCI November 2025?

Saham BREN, RAJA, BRPT: Lolos Indeks MSCI November 2025?

HIMBAUAN, JAKARTA — Sejumlah emiten konglomerasi menunjukkan potensi kuat untuk bergabung dalam daftar indeks bergengsi Morgan Stanley Capital International (MSCI) pada periode penyesuaian (rebalancing) November 2025. Emiten seperti PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN), PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA), dan PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) berada di garis depan kandidat yang diperkirakan akan masuk.

Kriteria Pemilihan Saham untuk Indeks MSCI: Apa yang Dicari?

Indeks MSCI menjadi acuan penting bagi manajer investasi global. Menurut Nafan Aji Gusta Utama, Senior Market Chartist Mirae Asset Sekuritas, saham yang berpotensi masuk ke dalam indeks ini umumnya menunjukkan performa harga yang menguat signifikan. Pada Jumat (10/10/2025), Nafan menjelaskan kepada Bisnis bahwa kenaikan ini disertai oleh peningkatan kapitalisasi pasar (market cap) dan bobot (market weighting) yang substansial dalam indeks. Dengan demikian, emiten yang memenuhi kriteria tersebut secara historis memiliki peluang lebih besar untuk dipertimbangkan.

Emiten Konglomerasi Mana Saja yang Berpotensi Masuk MSCI?

Berdasarkan analisis pergerakan harga di pasar, emiten-emiten berbasis konglomerasi mendominasi daftar kandidat potensial. Saham-saham ini tercatat mengalami reli harga yang konsisten dalam jangka menengah. Nafan menyebutkan beberapa emiten utama yang menjadi sorotan, yaitu:

  • PT Barito Renewables Energy Tbk. (BREN)
  • PT Elang Mahkota Teknologi Tbk. (EMTK)
  • PT Rukun Raharja Tbk. (RAJA)
  • PT Raharja Energi Cepu Tbk. (RATU)

Selain itu, PT Barito Pacific Tbk. (BRPT) turut menarik perhatian karena menunjukkan tren kenaikan harga saham atau *uptrend* sejak kuartal ketiga tahun ini.

Bagaimana Tata Kelola Perusahaan (GCG) Memengaruhi Kepercayaan Investor?

Penguatan harga saham pada kelompok emiten konglomerasi tersebut merefleksikan peningkatan kepercayaan investor. Menurut Nafan, hal ini merupakan indikator kuat komitmen emiten dalam menerapkan tata kelola perusahaan yang baik (GCG). Implementasi GCG yang solid meningkatkan daya tarik bagi investor global, yang seringkali memprioritaskan transparansi dan akuntabilitas dalam keputusan investasi mereka. Sebuah studi yang diterbitkan dalam *Journal of Corporate Finance* pada tahun 2018 menemukan bahwa perusahaan dengan praktik GCG yang kuat cenderung memiliki valuasi pasar yang lebih tinggi dan biaya modal yang lebih rendah.

Coretax DJP: Serah Terima dari Vendor 15 Desember!

Mengapa Keberadaan Saham dalam Indeks MSCI Begitu Penting?

Keberadaan sebuah saham dalam indeks MSCI memiliki arti strategis. Nafan menjelaskan bahwa indeks ini berfungsi sebagai acuan utama bagi manajer investasi global dalam membentuk portofolio mereka. Dari sisi teknikal, ia menambahkan bahwa sebagian besar saham yang disebutkan telah berhasil mencapai target harga yang ditetapkan sebelumnya, menegaskan momentum positif yang mereka alami.

Bagaimana Kinerja Saham Kandidat Potensial di Bursa Efek?

Hingga penutupan perdagangan Jumat (10/10), kinerja saham-saham yang disebutkan menunjukkan penguatan signifikan:

  • Saham BRPT melonjak 365,22% secara *year to date* (YtD).
  • Saham BREN menguat 6,20%.
  • Saham EMTK melesat 189,63% YtD.
  • Saham RAJA naik 108,64% YtD.
  • Saham RATU meningkat 107,81% dalam enam bulan terakhir.

Dampak Rebalancing MSCI terhadap IHSG: Proyeksi Analis

Rebalancing MSCI periode November 2025 tidak hanya memengaruhi saham individu, tetapi juga berpotensi memengaruhi pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) secara keseluruhan. Oktavianus Audi, VP Equity Retail Kiwoom Sekuritas, mengatakan bahwa pihaknya melihat rebalancing ini sebagai salah satu pendorong utama penguatan IHSG. Pada Selasa (7/10/2025), Audi menjelaskan bahwa potensi masuknya konstituen konglomerasi dapat mendorong IHSG, bahkan melebihi dampak dari emiten berbobot besar dari sektor keuangan.

Mengacu pada rebalancing Agustus 2025, Audi mencontohkan, sering muncul spekulasi atau *front running* oleh investor menjelang periode *cut-off*. Penguatan pada konstituen baru saat itu, yakni PT Dharma Satya Nusantara Tbk. (DSSA) dan PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk. (CUAN), merupakan bukti tren ini, masing-masing menguat sekitar 87% dalam tiga bulan terakhir. Selain itu, arus masuk (inflow) modal asing ke dalam DSSA mencapai Rp270 miliar dan ke CUAN sebesar Rp1,64 triliun, menegaskan minat investor terhadap saham-saham yang baru masuk indeks.

Pollux Hotels Terbitkan Obligasi Keberlanjutan Rp500 M

Meskipun demikian, Audi mencatat, berdasarkan data terakhir per 7 Oktober 2025, belum ada emiten yang sepenuhnya memenuhi kriteria untuk indeks global MSCI seperti *free float* dengan *market cap* lebih dari US$1,8 juta, *free float* lebih dari 15%, dan likuiditas transaksi harian yang tinggi. Namun, ia melihat peluang masuknya saham-saham seperti PT Surya Semesta Internusa Tbk. (SSIA) dan PT Bumi Resources Minerals Tbk. (BRMS) ke dalam kategori *small cap*, seiring dengan meningkatnya likuiditas transaksi harian dan *free float market cap* mereka.

Prediksi Analis Samuel Sekuritas: Pergeseran Status Saham di MSCI

Analis Samuel Sekuritas Indonesia, Prasetya Gunadi dan Brandon Boedhiman, turut memperkirakan arah serupa terkait daftar MSCI Indonesia. Mereka memproyeksikan BREN dan BRMS berpotensi masuk ke dalam MSCI Indonesia Big Cap. Prediksi ini sejalan dengan langkah BREN untuk menambah *free float* guna memenuhi kriteria indeks global.

Untuk BRMS, Samuel Sekuritas menilai reli saham hingga menembus level Rp800 per saham berpotensi mendorong kenaikan statusnya dari MSCI Small Cap Index ke MSCI Global Standard Index. Di sisi lain, PT Kalbe Farma Tbk. (KLBF) menghadapi risiko dikeluarkan dari MSCI Global Standard Index. Risiko ini timbul lantaran *free-float adjusted market cap* (FFMC) KLBF telah turun di bawah US$1,2 miliar, sebuah ambang batas penting untuk mempertahankan posisinya dalam indeks tersebut.

Disclaimer: Berita ini tidak bertujuan mengajak membeli atau menjual saham. Keputusan investasi sepenuhnya ada di tangan pembaca. Bisnis.com tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan investasi pembaca. Sumber eksternal yang dikutip dalam artikel ini adalah Bisnis.com.


Wall Street Reli: Sinyal The Fed Pangkas Suku Bunga?

Facebook Comments Box

POPULER





November 2025
SSRKJSM
 12
3456789
10111213141516
17181920212223
24252627282930
×
×