HIMBAUAN –
Kursi kepelatihan Timnas Indonesia saat ini masih kosong, menciptakan atmosfer penantian yang mendalam di kalangan penggemar sepak bola Tanah Air. Menanggapi situasi krusial ini, Ketua Badan Tim Nasional (BTN), Sumardji, menegaskan bahwa proses pencarian sosok nakhoda baru untuk skuad Garuda tengah berjalan intensif. Komunikasi erat dan strategis pun terus terjalin antara dirinya dengan Direktur Teknik (Dirtek) PSSI, Alexander Zwiers, demi menentukan pelatih yang paling tepat untuk memimpin masa depan sepak bola Indonesia.
Kekosongan posisi pelatih kepala ini bermula setelah tim kepelatihan yang dipimpin oleh Patrick Kluivert diberhentikan dari jabatannya. Keputusan tersebut diambil menyusul kegagalan Timnas Indonesia melaju ke Piala Dunia 2026. Kiprah skuad Merah Putih terhenti di ronde keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada bulan Oktober, setelah menelan dua kekalahan pahit: 2-3 dari Arab Saudi dan 0-1 dari Irak. Hasil ini meninggalkan luka mendalam bagi asa sepak bola nasional dan memicu evaluasi menyeluruh terhadap arah tim.
Imbas langsung dari absennya seorang nakhoda di ruang kendali tim adalah tidak ikut sertanya Timnas Indonesia senior dalam laga-laga di ajang FIFA Matchday November. Sebuah fakta yang mencatatkan sejarah kelam, karena ini merupakan kali pertama skuad Garuda tidak berpartisipasi dalam ronde pertandingan FIFA dalam kurun waktu satu dekade terakhir. Absennya di kalender internasional ini tidak hanya menghilangkan kesempatan untuk menguji kekuatan tim dan mendulang poin ranking FIFA, tetapi juga memperlihatkan urgensi segera terisinya posisi pelatih kepala.
Dalam sebuah kesempatan bertemu media, termasuk Kompas.com, di Stadion Madya, Senayan, pada Jumat (14/11/2025), Ketua BTN, Sumardji, memberikan penjelasan terperinci mengenai perkembangan terbaru proses pemilihan pelatih baru Timnas Indonesia. Ia menggarisbawahi komitmen serius PSSI dalam mencari figur yang kapabel.
“Ya, sesuai apa yang disampaikan oleh Ketua Umum, pencarian pelatih kepala itu kan bagian daripada tugas saya selaku ketua BTN, dan juga bagian daripada Dirtek,” ujar Sumardji dengan tenang namun tegas. Pernyataan ini menegaskan bahwa tugas penting tersebut merupakan kolaborasi antara BTN dan Direktorat Teknik, menunjukkan pendekatan yang terstruktur dalam pengambilan keputusan vital ini.
Meskipun demikian, Sumardji juga menekankan bahwa keputusan akhir tidak semata berada di tangan mereka. “Tetapi kembali lagi, semua keputusannya itu nanti pasti akan dibawa dalam rapat Exco, ya,” tambahnya. Ini mengindikasikan bahwa Dewan Eksekutif (Exco) PSSI memegang otoritas tertinggi dalam meratifikasi pilihan pelatih, memastikan transparansi dan akuntabilitas dalam proses.
Lebih lanjut, Sumardji mengungkapkan adanya daftar nama kandidat yang sudah mengerucut. “Jadi, mungkin Pak Ketua Umum sudah menyampaikan ada lima nama. Tapi saya juga tidak akan menyampaikan siapa lima nama itu,” katanya, menjaga kerahasiaan demi kelancaran proses. Kerahasiaan ini penting untuk menghindari spekulasi yang tidak perlu dan memungkinkan tim penyeleksi bekerja secara objektif.
Ia menambahkan, “Namun, kalau itu sudah firm dari Alex (Alexander Zwiers), tentu itu akan kita bawa ke dalam rapat Exco.” Proses seleksi ini menunjukkan bahwa Dirtek Alexander Zwiers memiliki peran sentral dalam memvalidasi calon-calon pelatih. Validasi ini mencakup penilaian mendalam terhadap filosofi kepelatihan, rekam jejak, dan kecocokan dengan visi sepak bola Indonesia. “Sekali lagi akan kita bawa ke dalam rapat Exco dan nanti diputuskan pasti secara bersama-sama,” pungkas Sumardji, menekankan sifat kolektif dan komprehensif dari pengambilan keputusan.
Baca juga: Profil Heimir Hallgrimsson: Sosok yang Dikaitkan dengan Timnas Indonesia
Sumardji Tak Ingin Meladeni Rumor yang Beredar
Di tengah derasnya spekulasi publik, Sumardji memilih untuk tidak banyak berbicara mengenai nama-nama khusus yang ramai diperbincangkan masyarakat. Rumor yang beredar luas mengaitkan dua nama pelatih kenamaan dengan kursi kepelatihan Timnas Indonesia: pelatih Republik Irlandia asal Islandia, Helmir Hallgrimsson, serta eks pelatih timnas Uzbekistan, Timur Kapadze. Namun, Sumardji tetap teguh pada prinsipnya untuk tidak terpancing.
“Saya tidak akan jawab, ya, sekali lagi saya tidak akan tanggapi berkaitan dengan nama-namanya,” tegasnya melanjutkan, menunjukkan sikap profesional dan fokus pada prosedur resmi. Ia memilih untuk mengabaikan gosip dan tetap berpegang pada jalur yang telah ditetapkan. “Tetapi, saya tetap berpedoman bahwa apa yang disampaikan oleh Ketua Umum, lima nama, itulah yang akan kita lakukan pendalaman-pendalaman dan sampai dengan saat sekarang ini masih dalam proses,” jelasnya.
Proses pendalaman ini melibatkan kajian yang cermat terhadap kualifikasi, pengalaman, dan potensi adaptasi para kandidat terhadap kultur sepak bola Indonesia. “Artinya, saya juga mengamati dan itu juga sudah saya sampaikan ke Coach Alexander, dan saya berulang kali juga nanya ke Coach Alexander,” kata Sumardji, menyoroti intensitas pengawasan dan koordinasi yang dilakukannya bersama Alexander Zwiers untuk memastikan setiap detail telah dipertimbangkan. Ia menambahkan, “Yang berikutnya, kalau ditanya soal nama-nama dari negara mana, saya tidak akan sampaikan,” menegaskan kembali kebijakan kerahasiaan yang ketat.
Baca juga: Roadmap Timnas Indonesia Menuju Target Ranking 70 Dunia pada 2034
Nama-nama Kandidat Pelatih Sudah Dikirim
Meskipun prosesnya memerlukan ketelitian, Sumardji menekankan bahwa pihaknya mengharapkan keputusan terkait nakhoda baru Timnas Indonesia bisa dilakukan sesegera mungkin. Kecepatan dalam pengambilan keputusan menjadi esensial mengingat jadwal dan target tim yang sudah menanti.
“Ya, maunya kita sih cepat tetapi kembali lagi, ini proses,” ujar Sumardji, menggambarkan dilema antara keinginan untuk segera menunjuk pelatih dan kebutuhan untuk melakukan seleksi yang matang. “Saya selalu tanya juga kepada Coach Alexander, dari nama-nama itu kapan kira-kira bisa dibawa ke dalam rapat?” pertanyaan ini mencerminkan urgensinya dalam mendapatkan kepastian.
Ia memastikan bahwa bagian dari tugasnya telah dilaksanakan. “Nama-nama sudah kita kirim, dari BTN juga sudah berkirim,” ungkap Sumardji. Ini menunjukkan bahwa daftar kandidat potensial telah diserahkan dan kini menunggu tahap selanjutnya. “Saya selaku ketua BTN menjalankan amanah Ketua Umum. Keputusan dan hasil dari semua itu nanti dibawa ke dalam rapat Exco,” tutupnya, memperjelas rantai komando dan wewenang dalam proses penting ini. Amanah dari Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, menjadi landasan utama bagi Sumardji dalam menjalankan tugas pencarian pelatih ini.
Terakhir, Sumardji juga secara tegas menolak untuk menjawab pertanyaan dari Kompas.com mengenai apakah penunjukan pelatih baru harus berasal dari Belanda atau terafiliasi dengan sepak bola Belanda. Pertanyaan ini muncul terkait dengan kerja sama strategis antara PSSI dan KNVB (Federasi Sepak Bola Kerajaan Belanda).
Seperti diketahui, PSSI dan KNVB telah mengumumkan kerja sama di tingkat organisasi pada akhir Januari 2025. Momen penting tersebut terjadi ketika Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, bersama jajarannya, bertemu dengan pengurus KNVB di Kampus KNVB, Zeist, Belanda. Kemitraan ini membuka peluang kolaborasi di berbagai aspek pengembangan sepak bola, termasuk mungkin dalam pemilihan pelatih.
Namun, Sumardji tetap konsisten dengan pendiriannya. “Kembali lagi, saya no comment kalau tanya nama atau asal dari mana. Saya tak akan jawab,” tuturnya menutup pernyataannya. Sikap ini menunjukkan komitmen untuk menjaga kerahasiaan dan fokus pada kriteria profesional tanpa terpengaruh oleh asumsi atau tekanan eksternal, memastikan bahwa keputusan final benar-benar didasarkan pada kebutuhan dan visi terbaik untuk Timnas Indonesia.
Untuk informasi lebih lanjut mengenai kegiatan dan program PSSI, kunjungi situs resmi PSSI.
