Edukasi
Beranda » Berita » Himbauan: Ajakan yang Terlalu Sopan untuk Didengar?

Himbauan: Ajakan yang Terlalu Sopan untuk Didengar?

HImbauan
himbauan

Himbauan: Ajakan yang Terlalu Sopan untuk Didengar?

Himbauan” sering dikemas manis—seolah lembut, tapi justru kehilangan daya gigit. Di tengah derasnya informasi, ajakan tanpa urgensi seringkali tak lebih dari deretan kata tanpa dampak. Kenapa?

1. Antara Ajakan dan Ketegasan:

Himbauan hadir sebagai bentuk komunikasi tidak langsung. Tapi ironisnya, justru karena terlalu halus, banyak yang memilih untuk tak peduli. Masyarakat lebih responsif pada larangan atau instruksi tegas, bukan sekadar ajakan basa-basi.

Teknologi Ecobrick: Solusi Cerdas Kelola Sampah Plastik dari Komunitas

2. Fleksibilitas atau Ketidaktegasan?

Bentuknya memang variatif: spanduk, pengumuman, bahkan caption di medsos. Tapi fleksibilitas ini membuat maknanya sering kabur. Ketika tidak ada konsekuensi, himbauan hanya jadi wacana.

3. Tujuan Mulia, Eksekusi Lemah

Tujuannya jelas—mengajak berbuat baik, menjaga lingkungan, mematuhi aturan. Tapi tanpa komunikasi yang kuat dan strategis, himbauan hanya jadi latar belakang yang dilupakan.

4. Saat Himbauan Tidak Lagi Efektif

Contohnya mudah: “Himbauan untuk membuang sampah pada tempatnya” sudah ada di mana-mana. Tapi coba lihat sekeliling, sampah tetap berserakan. Ini bukan soal tidak tahu, tapi soal tidak merasa wajib.

Kesimpulan Singkat:

Himbauan itu baik, tapi tidak cukup. Di era cepat ini, komunikasi publik butuh lebih dari sekadar saran. Harus ada urgensi, strategi, dan keberanian untuk mengubah bentuknya—dari ajakan jadi seruan bermakna.

Mengubah Sampah Menjadi Listrik dengan Teknologi WTE

Bagikan
×