HIMBAUAN, Jakarta – Kabar baik datang dari sektor ekonomi nasional. Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II tahun 2025 berhasil mencapai 5,12% secara tahunan (year-on-year/yoy). Capaian ini menunjukkan stabilitas dan daya tahan ekonomi nasional di tengah tantangan global yang masih cukup bergejolak.
Yang menarik, dua wilayah di Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi yang paling ngebut, yaitu Sulawesi dan Jawa. Menurut data BPS, Sulawesi tumbuh sebesar 5,83%, sedangkan Jawa mencatat angka 5,24%. Angka ini lebih tinggi dari rerata nasional, dan menunjukkan geliat ekonomi di kedua wilayah tersebut yang makin menggeliat.
“Kinerja positif ini didorong oleh berbagai sektor, terutama industri pengolahan, perdagangan, dan konstruksi yang cukup aktif selama periode April hingga Juni 2025,” ujar Deputi Bidang Neraca dan Analisis Statistik BPS dalam konferensi pers.
Sulawesi Jadi Motor Baru Pertumbuhan
Sulawesi kembali membuktikan potensinya sebagai motor baru pertumbuhan ekonomi Indonesia. Peningkatan tajam ini banyak ditopang oleh sektor pertambangan, perkebunan, dan ekspor komoditas unggulan dari wilayah seperti Sulawesi Tengah dan Sulawesi Tenggara. Tak ketinggalan, sektor pariwisata di Sulawesi Selatan juga mulai bangkit setelah sempat lesu akibat pandemi beberapa tahun silam.
“Pembangunan infrastruktur, peningkatan aktivitas ekspor, serta pertumbuhan UMKM di sektor agribisnis jadi penyumbang utama,” tambah BPS.
Jawa Masih Jadi Lokomotif Ekonomi
Meskipun persentase pertumbuhan Jawa sedikit di bawah Sulawesi, namun secara kontribusi, pulau ini tetap menjadi penyumbang terbesar terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional. Hal ini tak lepas dari konsentrasi industri, jasa keuangan, serta perdagangan besar di kota-kota seperti Jakarta, Surabaya, dan Bandung.
Sektor digital dan teknologi juga memberikan dorongan besar bagi pertumbuhan ekonomi Jawa, terutama dengan makin masifnya adopsi e-commerce, startup teknologi, dan digitalisasi UMKM.
Pulau Lain Tetap Tumbuh, Meski Lebih Rendah
Selain Sulawesi dan Jawa, wilayah lainnya seperti Sumatera, Kalimantan, Bali-Nusa Tenggara, Maluku, dan Papua juga mencatatkan pertumbuhan ekonomi, meskipun angkanya masih di bawah dua wilayah teratas.
Misalnya, Kalimantan tumbuh 4,9%, sedangkan Bali-Nusra mencatat 4,7%. Meskipun lebih rendah, angka ini tetap dianggap positif karena menunjukkan bahwa pemulihan ekonomi terjadi secara menyeluruh, tidak terpusat hanya di satu wilayah.
Tantangan ke Depan Masih Ada
Meski angkanya cukup menggembirakan, pemerintah tetap diingatkan untuk tidak lengah. Ancaman ketidakpastian global, seperti konflik geopolitik, perubahan iklim, dan harga komoditas yang fluktuatif, masih menjadi tantangan ke depan.
Pengamat ekonomi juga mengingatkan pentingnya menjaga konsumsi rumah tangga, meningkatkan daya beli masyarakat, serta memperkuat sektor UMKM agar bisa tetap adaptif di tengah perubahan.
Pemerintah Fokus Perkuat Daerah
Merespons data BPS ini, pemerintah berjanji akan terus memperkuat pembangunan di daerah, khususnya kawasan timur Indonesia seperti Sulawesi dan Papua, agar potensi ekonomi di sana bisa dioptimalkan. Salah satunya dengan mempercepat pembangunan infrastruktur dan memperluas akses digital.
“Pemerataan pembangunan jadi kunci agar pertumbuhan ekonomi tidak timpang,” kata salah satu pejabat di Kementerian PPN/Bappenas.
Kesimpulan: Harapan Baru dari Daerah
Pertumbuhan ekonomi nasional di triwulan II tahun 2025 menunjukkan arah yang positif dan stabil. Dengan Sulawesi dan Jawa mencatat pertumbuhan tertinggi, ini jadi bukti bahwa roda ekonomi mulai berputar lebih merata.
Meski masih ada pekerjaan rumah, data ini tetap menjadi kabar optimis bahwa Indonesia berada di jalur yang benar menuju pemulihan dan pertumbuhan jangka panjang.