Ekonomi
Beranda / Ekonomi / DSSA Bikin Heboh! Transaksi IHSG Sentuh Rp 66,78 T

DSSA Bikin Heboh! Transaksi IHSG Sentuh Rp 66,78 T


Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri sesi perdagangan Jumat (19/9) dengan capaian positif, mencatat kenaikan signifikan. IHSG ditutup menguat 42,68 poin atau 0,53 persen, mencapai level 8.051. Namun, fokus utama pelaku pasar justru beralih pada fenomena lonjakan nilai transaksi harian yang mencengangkan, menembus angka Rp 66,78 triliun. Angka ini menunjukkan peningkatan lebih dari dua kali lipat dibandingkan nilai transaksi pada perdagangan Kamis (18/9) yang tercatat sebesar Rp 21,93 triliun. Peningkatan drastis ini mengindikasikan adanya pergerakan substansial di pasar modal Indonesia.

Bagaimana Kinerja IHSG dan Apa yang Mendorongnya?
IHSG pada Jumat (19/9) menampilkan performa yang solid, ditutup pada level 8.051 dengan kenaikan 0,53 persen. Peningkatan ini menunjukkan respons positif pasar terhadap berbagai dinamika ekonomi. Namun, lonjakan nilai transaksi yang mencapai Rp 66,78 triliun, lebih dari dua kali lipat dari Rp 21,93 triliun pada hari sebelumnya, menjadi sorotan utama. Felix Darmawan, seorang Analis dari Panin Sekuritas, menjelaskan bahwa lonjakan transaksi ini sebagian besar dipicu oleh adanya transaksi crossing atau block trade dalam skala besar. Felix Darmawan menyatakan kepada kumparan pada Sabtu (20/9), “Kenaikan nilai transaksi hari ini lebih karena ada crossing dalam skala besar, bukan murni karena investor ramai-ramai membeli saham di pasar reguler.” Pernyataan ini menegaskan bahwa volume transaksi yang tinggi bukan representasi langsung dari aktivitas beli saham oleh investor ritel di pasar normal, melainkan dari transaksi institusional dalam jumlah jumbo.

Apa itu Transaksi Crossing atau Block Trade?
Transaksi crossing, yang juga dikenal sebagai block trade, merupakan mekanisme jual-beli saham dalam jumlah sangat besar. Karakteristik utama dari transaksi ini adalah bahwa ia umumnya terjadi di luar kerangka pasar reguler. Transaksi semacam ini sering kali melibatkan kesepakatan langsung antara dua institusi besar atau antar-broker. Proses ini memungkinkan transfer kepemilikan saham dalam volume masif tanpa melalui buku pesanan (order book) yang biasa digunakan oleh investor individu di pasar terbuka. Transaksi crossing dapat memiliki dampak signifikan pada nilai transaksi harian total tanpa selalu mencerminkan sentimen beli-jual yang luas di kalangan investor umum.

Bagaimana Kasus Transaksi Saham DSSA Menggambarkan Fenomena Ini?
Salah satu contoh nyata dari transaksi besar ini tercatat pada saham PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA). Data dari RTI menunjukkan bahwa transaksi DSSA di pasar negosiasi mencapai nilai sebesar Rp 32,4 triliun pada Jumat (20/9). Pada hari itu, harga saham DSSA mengalami kenaikan sebesar 3,4 persen, mencapai Rp 114.150 per saham. Total volume saham yang diperdagangkan di pasar negosiasi adalah 2.998.696 saham, dengan empat kali transaksi tercatat.

Selain itu, di pasar reguler, saham DSSA juga menunjukkan penguatan. Saham DSSA menguat sebesar 4,46 persen, dengan harga penutupan yang sama yaitu Rp 114.150 per saham. Frekuensi perdagangan di pasar reguler mencapai 5.081 kali, dengan volume total 3.372.180 saham. Sepanjang hari perdagangan, saham DSSA bergerak antara level tertinggi Rp 114.150 dan terendah Rp 107.800. Informasi dari Bursa Efek Indonesia (BEI) mengungkap struktur kepemilikan saham DSSA, yang terdiri dari PT Sinar Mas Tunggal sebesar 59,9 persen, saham treasury sebesar 19,75 persen, dan kepemilikan masyarakat sebesar 20,4 persen.

Coretax DJP: Serah Terima dari Vendor 15 Desember!

Apa Respons Investor Terhadap Kebijakan Moneter Global dan Domestik?
Penguatan IHSG juga mencerminkan respons positif investor terhadap kebijakan moneter, baik di tingkat global maupun domestik. Myrdal Gunarto, Global Market Economist Maybank Indonesia, mengamati pergerakan investor. Myrdal Gunarto mengatakan, “Kalau saya lihat, banyak pergerakan dari investor lokal, tapi investor asing juga ikut masuk.” Hal ini menunjukkan bahwa penguatan IHSG didukung oleh partisipasi dari kedua jenis investor. Myrdal menilai iklim investasi di Indonesia relatif kondusif, meskipun rupiah sempat mengalami pelemahan. Penguatan IHSG mengindikasikan optimisme investor terhadap kebijakan penurunan suku bunga yang dilakukan oleh bank sentral global, The Federal Reserve (The Fed), dan juga Bank Indonesia (BI). Kebijakan tersebut dipersepsikan mampu menciptakan lingkungan yang lebih mendukung pertumbuhan ekonomi dan investasi.

Sektor Apa Saja yang Ikut Mengalami Penguatan?
Penguatan pasar tidak hanya terbatas pada saham-saham konglomerasi atau berkapitalisasi besar. Pergerakan positif juga tersebar merata di sejumlah sektor lain. “Ada sektor rokok, perbankan, hingga komoditas yang ikut naik,” jelas Myrdal Gunarto. Sentimen positif di sektor rokok, misalnya, didorong oleh pernyataan yang disampaikan oleh Menteri Keuangan terkait kebijakan cukai. Dukungan dari kebijakan pemerintah ini memberikan prospek yang lebih jelas bagi industri terkait, sehingga menarik minat investor. Penguatan yang merata di berbagai sektor menunjukkan adanya keyakinan pasar yang lebih luas terhadap fundamental ekonomi Indonesia.

Untuk informasi dan analisis pasar modal terkini, kunjungi himbauan.situsberita.com.

Tag Headline: Analisis Pasar Modal, Transaksi Saham Jumbo, Pergerakan IHSG
Featured: Transaksi Jumbo Guncang IHSG: Saham DSSA Jadi Sorotan
{{category}}: Ekonomi & Bisnis
Tag With coma: IHSG, transaksi saham, crossing, block trade, pasar negosiasi, PT Dian Swastatika Sentosa Tbk, DSSA, Panin Sekuritas, Felix Darmawan, kumparan, Bursa Efek Indonesia, BEI, Global Market Economist, Maybank Indonesia, Myrdal Gunarto, kebijakan moneter, The Fed, Bank Indonesia, suku bunga, sektor rokok, sektor perbankan, sektor komoditas, investasi, ekonomi Indonesia, pasar reguler, volume saham, nilai transaksi, berita saham

Facebook Comments Box
Pollux Hotels Terbitkan Obligasi Keberlanjutan Rp500 M

POPULER





Desember 2025
SSRKJSM
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031 
×
×