HIMBAUAN – JAKARTA. Kinerja finansial PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE), salah satu pengembang properti terkemuka di Indonesia, menunjukkan tren yang kurang menggembirakan selama periode Januari hingga September 2025. Laporan keuangan terkini perusahaan mencatat adanya penurunan signifikan baik pada pendapatan usaha maupun laba bersih, sebuah indikator yang patut dicermati oleh para investor dan pelaku pasar.
Menurut publikasi laporan keuangan perseroan, pendapatan usaha BSDE tercatat sebesar Rp 8,76 triliun per kuartal III tahun 2025. Angka ini merefleksikan koreksi sebesar 12,95% jika dibandingkan dengan pencapaian pada periode yang sama tahun sebelumnya, di mana perseroan berhasil membukukan pendapatan sebesar Rp 10,06 triliun. Penurunan ini menggarisbawahi tantangan yang mungkin dihadapi perusahaan di tengah dinamika pasar properti domestik maupun global.
Penjualan menjadi tulang punggung utama pendapatan BSDE, dengan kontribusi terbesar mencapai Rp 7,47 triliun. Selain itu, diversifikasi sumber pendapatan perusahaan juga terlihat dari segmen lainnya. Segmen sewa menyumbang Rp 765,85 miliar, diikuti oleh segmen pengelola gedung sebesar Rp 293,29 miliar. Operasional jasa jalan tol memberikan kontribusi Rp 74,85 miliar, sementara segmen arena rekreasi menghasilkan Rp 71,45 miliar. Kontribusi dari segmen hotel tercatat Rp 52,29 miliar, pelayanan air sebesar Rp 13,7 miliar, dan dari berbagai segmen lain-lain sejumlah Rp 19,4 miliar. Struktur pendapatan yang beragam ini menunjukkan upaya perusahaan dalam mitigasi risiko melalui berbagai lini bisnis.
Harga Melonjak, BEI Suspensi Saham Agung Menjangan Mas (AMMS) Mulai Hari Ini (30/10)
Meskipun pendapatan mengalami koreksi, beban pokok penjualan perseroan juga berhasil ditekan. Per September 2025, beban pokok penjualan tercatat sebesar Rp 3,21 triliun, menurun dari Rp 3,47 triliun pada periode yang sama tahun 2024. Kendati demikian, efisiensi dalam menekan beban ini belum cukup untuk mengimbangi penurunan pendapatan. Akibatnya, laba kotor BSDE per kuartal III 2025 tercatat Rp 5,54 triliun, menyusut sebesar 15,8% secara tahunan (Year-on-Year/YoY) dari Rp 6,55 triliun.
Puncak dari tantangan kinerja ini tercermin pada laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk, atau yang sering disebut sebagai laba bersih. Angka ini anjlok secara signifikan menjadi Rp 1,36 triliun per September 2025, terkoreksi 49,53% YoY dari Rp 2,7 triliun yang dibukukan pada September tahun lalu. Penurunan drastis ini berdampak langsung pada laba per saham dasar, yang kini berada di level Rp 65,2 per kuartal III 2025, jauh lebih rendah dibandingkan Rp 129,2 pada periode yang sama tahun 2024.

Di tengah tekanan pada sisi profitabilitas, kondisi neraca keuangan BSDE menunjukkan beberapa titik terang. Per 30 September 2025, jumlah aset perseroan tercatat sebesar Rp 77,4 triliun, mengalami peningkatan dari Rp 76,02 triliun per 31 Desember 2024. Peningkatan aset ini dapat diinterpretasikan sebagai ekspansi atau investasi strategis yang dilakukan perusahaan.
Selain itu, BSDE juga berhasil menurunkan jumlah liabilitasnya menjadi Rp 26,07 triliun di akhir September 2025, dari sebelumnya Rp 28,70 triliun di akhir Desember 2024. Penurunan liabilitas ini mencerminkan manajemen utang yang prudent. Sementara itu, jumlah ekuitas perusahaan justru menguat menjadi Rp 51,31 triliun pada kuartal III 2025, naik dari Rp 47,31 triliun di akhir tahun 2024. Peningkatan ekuitas menunjukkan posisi keuangan yang lebih sehat dan kemampuan perusahaan dalam menjaga modal inti.
Di sisi likuiditas, BSDE melaporkan kenaikan kas dan setara kas akhir periode. Angka tersebut mencapai Rp 8,89 triliun di akhir September 2025, meningkat dari Rp 8,07 triliun pada periode yang sama tahun lalu. Posisi kas yang lebih kuat ini memberikan fleksibilitas finansial yang lebih besar bagi perusahaan untuk mendukung operasional atau menghadapi ketidakpastian ekonomi di masa mendatang.
BSDE Chart by TradingView
Secara keseluruhan, meskipun PT Bumi Serpong Damai Tbk menghadapi tantangan berupa penurunan pendapatan dan laba bersih yang signifikan, perusahaan menunjukkan resiliensi pada struktur neraca keuangannya dengan peningkatan aset, ekuitas, dan posisi kas, serta penurunan liabilitas. Ini menjadi sinyal campuran bagi investor yang perlu mencermati lebih dalam strategi perusahaan ke depan dalam menghadapi persaingan dan kondisi pasar yang dinamis.
Sumber: Laporan Keuangan Resmi PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) (www.bsde.com)


