HIMBAUAN – Tim Nasional U17 Arab Saudi harus menelan pil pahit dan mengubur impian mereka di Piala Dunia U17 2025. Sebuah eliminasi yang begitu menyakitkan, bukan karena kekalahan telak di lapangan, melainkan akibat kalah dalam rapor kedisiplinan dari Timnas U17 Meksiko. Kejadian ini menjadi bukti nyata betapa krusialnya aspek fair play dan kedisiplinan dalam turnamen sepak bola tingkat dunia.
Kekalahan tragis yang memastikan Timnas U17 Arab Saudi gugur secara menyakitkan terjadi setelah mereka takluk dua gol tanpa balas dari Mali dalam laga penutup Grup L Piala Dunia U17 2025. Pertandingan krusial tersebut dilangsungkan di Lapangan 7 Aspire Zone, Doha, Qatar, pada Selasa, 11 November 2025. Sejatinya, untuk mengamankan tiket kelolosan menuju babak 32 besar, Timnas U17 Arab Saudi hanya membutuhkan tambahan satu poin saja di partai terakhir tersebut.
Harapan sempat membumbung tinggi bagi Tim Asia Barat tersebut. Mereka hampir meraih tujuan krusialnya saat berhasil menahan imbang Mali 0-0 sepanjang babak pertama. Penjaga gawang Arab Saudi, Abdulrahman Alotaibi, tampil gemilang dengan melakukan penyelamatan krusial, menggagalkan ancaman berbahaya dari Seydou Dembele yang berpotensi mengubah jalannya pertandingan pada awal laga.
Namun, nasib berkata lain di paruh kedua. Setelah jeda turun minum, pukulan telak menghantam skuad Arab Saudi. Mali berhasil memecah kebuntuan pada menit ke-61 melalui gol Raymond Bomba. Ia memanfaatkan umpan silang akurat dari Traore Mohamed, melepaskan tembakan voli dari tiang jauh yang tak mampu dibendung. Keunggulan Mali semakin kokoh enam menit berselang, tepatnya pada menit ke-67, ketika Ibrahim Diakite menambah pundi gol. Diakite dengan cerdik melewati hadangan Alotaibi, kemudian menceploskan bola ke gawang yang sudah kosong, memastikan kemenangan Mali dan sekaligus mengakhiri asa Arab Saudi untuk melaju otomatis.
Dengan hasil tersebut, Arab Saudi harus puas menempati peringkat ketiga Grup L Piala Dunia U17 2025. Mereka berhasil mengumpulkan tiga poin, mencetak tiga gol, dan kemasukan lima kali sepanjang fase grup.
Baca juga: Kata-kata Nova Arianto Usai Timnas U17 Indonesia Tersingkir di Piala Dunia U17 2025
Ironisnya, jumlah poin, selisih gol, dan produktivitas gol yang dicatatkan Arab Saudi sama persis dengan Timnas U17 Meksiko, yang juga finis di peringkat ketiga Grup F. Dalam kondisi normal, kesamaan statistik ini akan memicu aturan tie-breaker berikutnya. Namun, di sinilah letak penentu yang begitu menyakitkan bagi Arab Saudi: rapor kedisiplinan yang menjadi pembeda nasib kedua tim.
Sesuai regulasi turnamen Piala Dunia U17 2025, tim dengan rapor kedisiplinan terbaik akan memiliki keunggulan jika seluruh statistik lain, seperti poin, selisih gol, dan jumlah gol yang dicetak, sama. Setiap kartu kuning yang diterima tim akan berujung pada pengurangan satu poin (-1) dalam kalkulasi rapor kedisiplinan. Kartu merah tidak langsung, yang merupakan akumulasi dari dua kartu kuning, akan dikenai pengurangan tiga poin (-3). Sementara itu, kartu merah langsung dikenai pengurangan empat poin (-4). Bahkan, pengusiran yang diawali dengan kartu kuning kemudian disusul kartu merah langsung dihargai minus lima poin (-5).
Perbedaan mencolok terlihat jelas ketika meninjau catatan disiplin kedua tim selama fase grup. Timnas U17 Meksiko tergolong lebih ‘bersih’, hanya menerima total tujuh kartu kuning dari wasit. Dengan demikian, nilai rapor kedisiplinan Meksiko adalah minus tujuh (-7). Kontras sekali dengan Arab Saudi yang jauh lebih ‘bermasalah’. Selama melakoni laga fase grup, mereka menerima tujuh kartu kuning dan ditambah lagi dengan dua kartu merah tidak langsung. Kombinasi ini membuat total nilai rapor kedisiplinan Arab Saudi mencapai minus 13 (-13), angka yang jauh lebih rendah dibandingkan Meksiko.
Baca juga: Permintaan Maaf Evandra Florasta Usai Timnas U17 Indonesia Tersingkir
Akibat selisih rapor kedisiplinan yang signifikan tersebut, Timnas U17 Arab Saudi harus rela tergeser ke peringkat ke-10 dalam klasemen peringkat tiga terbaik Piala Dunia U17 2025. Posisi ini tidak cukup untuk meloloskan mereka ke fase gugur. Pasalnya, hanya delapan tim teratas dari klasemen peringkat ketiga terbaik yang berhak melanjutkan perjalanan mereka ke babak 32 besar. Sebuah akhir yang getir bagi Arab Saudi, yang menunjukkan bahwa dalam sepak bola modern, aspek fair play dan kedisiplinan di lapangan sama pentingnya dengan performa teknis untuk meraih kesuksesan di turnamen bergengsi.
Klasemen Peringkat Tiga Terbaik Piala Dunia U17 2025 dapat disimak DI SINI
Sumber: FIFA U-17 World Cup
