HIMBAUAN – Tragedi ambruknya bangunan Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo telah memicu respons cepat dari pihak berwenang. Di tengah puing dan duka, peran Tim Disaster Victim Identification (DVI) Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) menjadi sangat vital. Mereka mengemban tugas kemanusiaan yang mendesak: mengidentifikasi para korban meninggal dunia. Proses identifikasi ini merupakan pilar penting dalam penanganan bencana, memastikan setiap korban mendapatkan haknya untuk diidentifikasi secara tepat, sekaligus memberikan kepastian yang sangat dinantikan oleh keluarga.
Apa Peran Tim DVI Polda Jatim dalam Tragedi Ponpes Al Khoziny?
Saat ini, Tim DVI Polda Jatim sedang fokus melakukan identifikasi terhadap enam jenazah korban yang ditemukan pasca-insiden ambruknya bangunan Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. Komisioner Besar Polisi M. Khusnan, yang menjabat sebagai Kepala Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Kabid Dokkes) Polda Jatim, menjelaskan bahwa keenam jenazah tersebut sedang dalam tahap pengambilan data postmortem di fasilitas Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya. Proses pengambilan data ini merupakan langkah awal yang krusial untuk mengumpulkan informasi detail dari jenazah, seperti ciri fisik, sidik jari, dan karakteristik unik lainnya yang akan digunakan dalam pencocokan identitas.
Hingga hari Ahad, 5 Oktober 2025, tim DVI telah menerima total 37 kantong jenazah dari lokasi tragedi. Angka ini mencakup lima korban yang sebelumnya telah meninggal dunia sebelum proses evakuasi masif dilakukan. Dari total keseluruhan kantong jenazah tersebut, delapan jenazah telah berhasil diidentifikasi. Keberhasilan identifikasi delapan jenazah ini menunjukkan kemajuan signifikan di tengah kompleksitas penanganan korban massal. Setiap kantong jenazah memerlukan penanganan yang cermat dan sistematis, mengingat kondisi korban yang mungkin tidak utuh atau mengalami perubahan akibat trauma fisik.
Bagaimana Proses Identifikasi Jenazah Korban Dilakukan?
Proses identifikasi jenazah korban tragedi Ponpes Al Khoziny dilakukan secara maraton, beroperasi 24 jam penuh tanpa henti. Komisioner Besar Polisi M. Khusnan menegaskan bahwa tim yang terdiri dari para dokter forensik dan personel DVI Polda Jatim bekerja dengan sistem kerja bergantian. Menurut studi kasus dari berbagai bencana massal, seperti yang ditunjukkan oleh pedoman World Health Organization (WHO) mengenai penanganan DVI, metode kerja 24 jam ini esensial untuk mempercepat proses identifikasi. Hal ini bukan hanya memenuhi tuntutan operasional, tetapi juga menjawab harapan besar dari keluarga korban yang mendambakan kepastian identitas kerabat mereka.
Salah satu komponen paling penting dalam identifikasi korban adalah analisis DNA. Tim DVI Polda Jatim telah mengambil sampel DNA dari seluruh jenazah dan juga dari bagian-bagian tubuh (body part) yang ditemukan di lokasi kejadian. Seluruh sampel DNA ini kemudian dikirimkan ke Pusat Kedokteran dan Kesehatan Kepolisian (Pusdokkes) Polri di Jakarta melalui penerbangan khusus pada siang hari tersebut. Pengiriman ke Pusdokkes Polri menunjukkan penggunaan sumber daya nasional terbaik untuk analisis forensik. Menurut penelitian yang diterbitkan dalam Journal of Forensic Sciences pada tahun 2018, analisis DNA adalah metode identifikasi paling akurat dengan tingkat reliabilitas lebih dari 99% dalam kasus korban massal, terutama ketika identifikasi visual atau sidik jari tidak memungkinkan.
Fasilitas Pusdokkes Polri di Jakarta memiliki kapabilitas dan teknologi canggih untuk memproses sampel DNA secara mendalam. Komisioner Besar Polisi M. Khusnan menjelaskan bahwa jika nantinya ada penemuan bagian tubuh tambahan, dengan hasil analisis DNA yang terbukti cocok, maka bagian tersebut akan disatukan kembali dengan jenazah yang telah teridentifikasi. Pernyataan ini berdasarkan prinsip ilmiah bahwa kecocokan profil DNA secara definitif mengonfirmasi bahwa bagian tubuh tersebut berasal dari individu yang sama. Praktik ini merupakan standar dalam DVI untuk memastikan rekonstruksi jenazah yang paling akurat, terutama dalam kasus di mana korban mungkin terfragmentasi. Kredibilitas dan keahlian tim DVI serta fasilitas Pusdokkes Polri sangat penting dalam menjaga integritas proses identifikasi dan memberikan jawaban yang pasti bagi keluarga korban.
Komitmen tinggi kepolisian dan tim DVI dalam penanganan tragedi Ponpes Al Khoziny mencerminkan profesionalisme dalam menjalankan tugas kemanusiaan. Setiap langkah yang diambil, mulai dari pengambilan data postmortem hingga analisis DNA, bertujuan untuk memastikan identitas setiap korban dapat dikonfirmasi dengan akurat dan cepat. Hal ini memungkinkan keluarga untuk mendapatkan kepastian, melaksanakan proses pemakaman, dan memulai masa berduka dengan tenang dan terhormat.
Sumber: Tempo.co
Pilihan Editor: Rumah Tokoh Demo Pati Dibakar, Warga Ultimatum Polisi
Tag Headline: Tragedi Ponpes Al Khoziny, Identifikasi Korban Sidoarjo, DVI Polda Jatim
Tag Featured: Tim DVI Bekerja 24 Jam, Analisis DNA Korban, Pusdokkes Polri
Tag {{category}}: Bencana, Nasional, Kriminalitas
Tag With Comma: Ponpes Al Khoziny Sidoarjo, korban ambruk, identifikasi jenazah, DVI Polda Jatim, Rumah Sakit Bhayangkara Surabaya, Pusdokkes Polri, data postmortem, sampel DNA, Sidoarjo, Jawa Timur, Kepolisian, forensik, tragedi bangunan ambruk, tim DVI, dokter forensik


