
Tiga Emiten Besar Akan Membagikan Dividen Interim: AALI, CSRA, dan UNTR Siap Guyur Investor
HIMBAUAN – Jakarta. Kabar gembira bagi para investor di pasar modal Indonesia. Tiga emiten unggulan, PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA), dan PT United Tractors Tbk (UNTR), bersiap untuk mendistribusikan dividen interim dari tahun buku 2025. Pembagian dividen ini menjadi sinyal positif di tengah dinamika pasar, menawarkan potensi imbal hasil dan menjaga kepercayaan pemegang saham.
Berapa Besar Dividen Interim yang Akan Dibagikan AALI?
PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI) mengumumkan akan membagikan dividen interim yang signifikan kepada pemegang sahamnya. Total nilai dividen yang akan didistribusikan mencapai Rp 236,73 miliar. Jumlah ini setara dengan Rp 123 per saham untuk periode tahun buku 2025.
Kapan Tanggal Cum Dividen AALI?
Tanggal penting yang perlu diperhatikan oleh investor adalah 6 Oktober 2025. Pada tanggal tersebut, AALI menetapkan batas akhir bagi investor yang ingin mendapatkan hak dividen interimnya (cum dividen).
Bagaimana dengan Dividen Interim CSRA?
Selain AALI, PT Cisadane Sawit Raya Tbk (CSRA) juga akan turut serta dalam pembagian dividen interim dari tahun buku 2025. CSRA akan mendistribusikan dividen senilai Rp 25,01 miliar. Nominal ini setara dengan Rp 12,20 per saham.
Kapan Tanggal Cum Dividen CSRA?
Sama seperti AALI, tanggal cum dividen untuk CSRA ditetapkan pada 6 Oktober 2025. Investor yang ingin mendapatkan dividen interim CSRA harus memastikan kepemilikan saham hingga tanggal tersebut.
Berapa Dividen Interim untuk United Tractors (UNTR)?
Dalam skala yang lebih besar, PT United Tractors Tbk (UNTR) juga akan membagikan dividen interim yang substansial. Total nilai dividen yang dialokasikan UNTR mencapai Rp 2.069.235.780.112, atau setara dengan Rp 2,06 triliun. Dividen per saham untuk UNTR adalah sebesar Rp 567 per saham.
Kapan Tanggal Cum Dividen UNTR?
Tanggal cum dividen untuk UNTR jatuh pada 9 Oktober 2025. Perbedaan tanggal cum dividen ini penting untuk diperhatikan oleh para investor yang memiliki portofolio di ketiga emiten tersebut.
Bagaimana Pandangan Analis Terkait Dividen Interim AALI, CSRA, dan UNTR?
Dividen AALI: Menarik Secara Nominal, Kurang Atraksi Imbal Hasil?
Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, Abdul Azis Setyo Wibowo, menyoroti dividen interim AALI. Beliau menyatakan, secara nominal, dividen ini masih tergolong menarik. Namun, Abdul Azis Setyo Wibowo menambahkan bahwa akibat kenaikan harga saham AALI, imbal hasilnya justru mengalami penurunan. Hal ini menjadikan dividen kurang atraktif bagi sebagian investor yang berfokus pada imbal hasil tinggi.
Dividen CSRA: Sinyal Kinerja Positif Meski Nominal Kecil
Mengenai CSRA, Abdul Azis Setyo Wibowo juga mengungkapkan bahwa perusahaan ini umumnya tidak membagikan dividen dalam jumlah besar. Berdasarkan pengamatan terhadap pola historis, kedua emiten, baik AALI maupun CSRA, lebih dipandang sebagai sinyal kuat akan kinerja positif perusahaan dibandingkan sebagai sumber imbal hasil yang tinggi. Pernyataan ini disampaikan Abdul Azis Setyo Wibowo kepada Kontan, Senin (29/9).
Dividen AALI Secara Historis dan Arus Kas yang Kuat
Muhammad Wafi, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), memberikan perspektifnya terhadap AALI. Ia menyatakan bahwa secara historis, AALI memiliki riwayat rutin membagikan dividen. Meskipun demikian, Wafi menjelaskan bahwa jumlah dividen AALI cenderung fluktuatif, tergantung pada pergerakan harga komoditas utama, yaitu minyak kelapa sawit (CPO).
Wafi menambahkan, nilai dividen interim AALI kali ini terbilang cukup menarik. Menurutnya, hal ini menunjukkan bahwa arus kas AALI tetap kuat, meskipun margin keuntungan dari sektor kelapa sawit sempat mengalami tekanan. Ini merupakan indikator kesehatan finansial perusahaan yang positif.
Konsistensi Dividen CSRA Menjaga Kepercayaan Investor
Terkait dividen interim CSRA, Muhammad Wafi mengakui bahwa nominalnya tergolong kecil. Namun, Wafi menekankan bahwa CSRA menunjukkan konsistensi dalam membagikan dividen, meskipun kinerja operasional mereka tidak sebesar AALI. Wafi menjelaskan kepada Kontan, Senin (29/9), bahwa langkah ini lebih berfungsi sebagai sinyal positif. Tujuannya adalah untuk menjaga kepercayaan investor, meskipun imbal hasil yang ditawarkan relatif tipis.
UNTR dan Potensi Dividend Trap
Nafan Aji Gusta, Senior Market Analyst Mirae Asset Sekuritas, mengidentifikasi UNTR sebagai emiten yang rutin membagikan dividen. Kendati demikian, Nafan Aji Gusta memberikan peringatan penting kepada investor. Beliau menyarankan agar investor senantiasa memperhatikan jadwal pembagian dividen dan bersikap hati-hati terhadap fenomena yang dikenal sebagai dividend trap. Istilah ini merujuk pada kondisi ketika harga saham turun secara signifikan setelah tanggal cum dividen, sehingga imbal hasil yang diharapkan bisa berkurang.
Bagaimana Dividend Payout Ratio (DPR) AALI, CSRA, dan UNTR?
Melansir data dari RTI, rasio pembayaran dividen atau dividend payout ratio (DPR) dari ketiga emiten ini menunjukkan angka yang bervariasi:
- DPR AALI tercatat sebesar 16,86%. Pada penutupan perdagangan hari ini, harga saham AALI berada di level Rp 8.175 per saham.
- DPR CSRA tercatat sebesar 8,80%. Harga saham CSRA ditutup di level Rp 815 per saham.
- DPR UNTR tercatat sebesar 13,01%. Harga saham UNTR ditutup di level Rp 26.925 per saham.
Prospek dan Rekomendasi Investasi untuk AALI, CSRA, dan UNTR
Bagaimana Prospek AALI dan CSRA hingga Akhir 2025?
Abdul Azis Setyo Wibowo, Analis Kiwoom Sekuritas Indonesia, menyampaikan bahwa prospek untuk AALI dan CSRA hingga akhir tahun 2025 terlihat cukup positif. Menurutnya, hal ini didukung oleh potensi kenaikan permintaan akibat program B50 (campuran biodiesel 50%) dan implementasi perjanjian IEU–CEPA (Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement). Kedua faktor tersebut berpotensi mendongkrak Average Selling Price (ASP) dan volume ekspor kelapa sawit.
Azis menambahkan, AALI dinilai lebih defensif karena memiliki skala bisnis yang besar dan integrasi vertikal yang kuat. Sementara itu, CSRA memiliki potensi capital gain yang lebih besar, namun diiringi dengan volatilitas yang lebih tinggi. Tantangan utama bagi kedua emiten ini datang dari fluktuasi harga CPO global, biaya produksi yang dinamis, kondisi cuaca, serta regulasi dari negara-negara Eropa.
Apakah AALI Termasuk Saham Undervalued?
Berdasarkan analisis Abdul Azis Setyo Wibowo, rasio Price to Earning Ratio (PER) AALI masih terhitung undervalue. Saat ini, PER AALI berada di angka 11,35x, sedangkan rata-rata PER AALI selama lima tahun terakhir berada di 13,94x. Kesenjangan ini menunjukkan bahwa valuasi AALI saat ini lebih rendah dari rata-rata historisnya.
Rekomendasi Saham untuk AALI dari Kiwoom Sekuritas
Abdul Azis Setyo Wibowo merekomendasikan beli untuk saham AALI. Beliau menetapkan target harga pada level Rp 9.200 per saham, menunjukkan keyakinan akan potensi kenaikan harga saham ini.
Ketergantungan Kinerja CSRA dan AALI pada Harga CPO Global
Muhammad Wafi, Analis Korea Investment & Sekuritas Indonesia (KISI), menjelaskan bahwa kinerja CSRA dan AALI sangat tergantung pada pergerakan harga CPO global. Namun, Wafi melihat adanya faktor stabilisasi dari permintaan domestik yang relatif kuat. Hal ini terutama didorong oleh program biodiesel, seperti B40 dan B50, yang berfungsi sebagai penyangga (buffer) ketika harga ekspor mengalami pelemahan.
Wafi melanjutkan, kinerja AALI secara relatif lebih solid dibandingkan dengan emiten sejenis (peers). Hal ini disebabkan oleh efisiensi operasional dan diversifikasi bisnis yang dimiliki AALI. Sementara itu, CSRA memiliki faktor positif dari ekspansi lahan perkebunan mereka, yang dapat mendukung pertumbuhan di masa mendatang.
Rekomendasi Saham untuk AALI dan CSRA dari KISI
Muhammad Wafi merekomendasikan status hold untuk saham AALI, dengan target harga sebesar Rp 7.800 per saham. Sementara itu, untuk saham CSRA, Wafi memberikan rekomendasi trading buy dengan target harga Rp 1.100 per saham.
Analisis Teknis dan Rekomendasi AALI dari MNC Sekuritas
Herditya Wicaksana, Head of Research Retail MNC Sekuritas, melakukan analisis teknis terhadap pergerakan saham AALI. Ia mengidentifikasi level support saham AALI berada di Rp 8.000 per saham dan level resistance di Rp 8.275 per saham. Berdasarkan analisis ini, Herditya Wicaksana menyematkan rekomendasi trading buy untuk AALI. Target harga yang ditetapkan berkisar antara Rp 8.350 hingga Rp 8.500 per saham.
Analisis Teknis dan Rekomendasi CSRA dari MNC Sekuritas
Untuk saham CSRA, Herditya Wicaksana juga melakukan analisis teknis. Ia menemukan bahwa level support saham CSRA berada di Rp 815 per saham dan level resistance di Rp 860 per saham. Mengacu pada data ini, Herditya Wicaksana memberikan rekomendasi trading buy untuk CSRA. Target harga yang diajukan adalah antara Rp 875 hingga Rp 890 per saham.
Pertanyaan Umum Seputar Dividen Interim (FAQ)
Apa itu dividen interim?
Dividen interim adalah pembayaran dividen yang dilakukan oleh perusahaan kepada pemegang sahamnya sebelum laporan keuangan tahunan dan laba bersih final tahun buku diterbitkan. Ini merupakan bentuk antisipasi pembagian keuntungan sebelum akhir tahun finansial.
Apa yang dimaksud dengan tanggal cum dividen?
Tanggal cum dividen adalah tanggal batas waktu terakhir seorang investor harus memegang saham untuk berhak menerima dividen. Jika saham dijual sebelum tanggal ini, investor tersebut tidak berhak atas dividen.
Mengapa harga saham bisa turun setelah tanggal cum dividen?
Harga saham seringkali menyesuaikan (turun) setelah tanggal cum dividen karena dividen yang dibagikan mengurangi nilai aset perusahaan. Fenomena ini dikenal sebagai dividend trap, di mana kenaikan harga saham menjelang cum dividen tidak sebanding dengan penurunan setelahnya.
Apa itu Dividend Payout Ratio (DPR)?
Dividend Payout Ratio (DPR) adalah rasio yang menunjukkan berapa persentase dari laba bersih perusahaan yang dibayarkan kepada pemegang saham sebagai dividen. DPR yang lebih tinggi menunjukkan bahwa perusahaan membagikan sebagian besar keuntungannya, sementara DPR yang lebih rendah menunjukkan bahwa perusahaan menginvestasikan kembali sebagian besar keuntungannya.
Mengapa penting untuk memperhatikan prospek harga CPO bagi emiten sawit?
Bagi emiten di sektor perkebunan sawit seperti AALI dan CSRA, harga CPO global adalah faktor kunci yang sangat memengaruhi pendapatan dan profitabilitas mereka. Kenaikan harga CPO dapat meningkatkan keuntungan, sementara penurunan harga dapat menekan margin. Oleh karena itu, prospek harga CPO menjadi indikator penting bagi kinerja emiten ini.
Tag Headline,Featured,Emiten,Dividen,Saham,Investasi,AALI,CSRA,UNTR,CPO,Pasar Modal,Rekomendasi Saham,Cum Dividen,Dividend Payout Ratio,Analis,Keuangan


