Jenewa, Swiss — World Trade Organization (WTO) resmi membuka Public Forum 2025 pada Rabu, 17 September 2025, di kantor pusatnya, Jenewa. Agenda tahunan ini dimulai dengan peluncuran World Trade Report 2025 yang menyoroti tantangan sekaligus peluang baru dalam lanskap perdagangan global.
Laporan tersebut menggarisbawahi meningkatnya ketidakpastian kebijakan internasional yang dinilai dapat menekan investasi, mengganggu rantai pasok, dan mengurangi kepercayaan dunia usaha. WTO menekankan, komitmen 164 negara anggota untuk mematuhi aturan multilateral menjadi kunci menjaga keberlanjutan sistem perdagangan.
AI Jadi Faktor Transformasi Global
Deputi Direktur Jenderal WTO, Johanna Hill, menyatakan bahwa laporan tahun ini fokus pada keterkaitan perdagangan internasional dengan perkembangan pesat kecerdasan buatan (AI). Menurut simulasi WTO, AI diproyeksikan mampu meningkatkan arus barang dan jasa lintas batas hingga 40% pada 2040.
Hasil survei bersama WTO dan International Chamber of Commerce (ICC) juga memperlihatkan 90% perusahaan yang telah mengadopsi AI merasakan manfaat nyata dalam aktivitas perdagangan.
“AI efektif menekan biaya, mendorong produktivitas, sekaligus memperluas partisipasi negara di pasar global,” jelas Johanna di Jenewa.
Potensi dan Risiko Kesenjangan Digital
Meski peluang besar terbuka, WTO juga memperingatkan risiko ketidakmerataan dalam pemanfaatan AI. Keterbatasan akses terhadap infrastruktur digital, perangkat keras, dan keterampilan manusia berpotensi memperlebar kesenjangan antarnegara.
Johanna Hill menekankan bahwa manfaat AI hanya bisa dirasakan inklusif bila negara-negara berinvestasi pada pendidikan, pelatihan, serta kebijakan adaptasi tenaga kerja.
Dalam sebuah skenario, apabila negara berpendapatan rendah menutup 50% kesenjangan digital dengan negara maju, pertumbuhan pendapatan mereka diproyeksikan mencapai 15%, lebih tinggi dibanding negara maju yang hanya 12%.
Peran Kebijakan dan Kerjasama Global
WTO menilai, kebijakan perdagangan dan kerjasama internasional memegang peran penting dalam mendorong transformasi ekonomi berbasis AI. Sinergi lintas sektor—mulai dari infrastruktur, energi, hingga pendidikan—dibutuhkan agar manfaat perdagangan digital dapat tersebar merata.
Organisasi perdagangan dunia ini juga berencana memperkuat forum diskusi khusus serta komitmen baru untuk memastikan penerapan AI benar-benar mendorong pertumbuhan ekonomi inklusif.
Momentum Perdagangan Digital
Dengan tema “Enhance, Create, and Preserve”, WTO Public Forum 2025 berlangsung hingga 18 September. Lebih dari 2.000 peserta hadir, termasuk perwakilan pemerintah, akademisi, korporasi, media, dan organisasi internasional.
Forum ini menjadi momentum penting untuk merefleksikan bagaimana teknologi digital, khususnya AI, sedang mendefinisikan ulang standar perdagangan internasional. WTO menegaskan, kemajuan teknologi akan semakin memperkuat konektivitas global, inovasi, dan kolaborasi antarnegara.


