Technology
Beranda / Technology / Akal Imitasi: Kunci Efisiensi & Daya Saing Industri?

Akal Imitasi: Kunci Efisiensi & Daya Saing Industri?

HIMBAUAN Dalam upaya strategis untuk memacu kemajuan dan memperkuat fondasi ekonomi nasional, Kementerian Perindustrian mengambil langkah proaktif dengan mendorong percepatan adopsi teknologi Kecerdasan Buatan (AI) di sektor Industri Kecil dan Menengah (IKM). Inisiatif krusial ini dirancang untuk secara signifikan mengerek naik daya saing sektor manufaktur Indonesia di kancah global. Tonggak penting dari langkah ini ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman antara Direktorat Jenderal Industri Kecil, Menengah dan Aneka (IKMA) dan PT Media Wave Interaktif (MWX). Momen bersejarah tersebut terlaksana pada Jumat, 14 November 2025, dalam rangkaian kegiatan Workshop Pemanfaatan AI untuk IKM yang diselenggarakan di Bogor, Jawa Barat, sebuah langkah konkret menuju transformasi digital yang inklusif.

Menteri Perindustrian, Agus Gumiwang Kartasasmita, menegaskan bahwa kecerdasan buatan kini telah menjelma menjadi kunci vital dalam mendorong efisiensi operasional dan inovasi berkelanjutan di berbagai lini industri. “Di tengah dinamika arus perubahan teknologi yang begitu pesat, kecerdasan buatan tidak hanya sekadar tren, melainkan salah satu pilar utama yang secara fundamental mendorong efisiensi, inovasi, dan peningkatan daya saing industri kita,” ujar Menteri Agus, seperti dikutip dari keterangan tertulis yang diterima pada Sabtu, 15 November 2025. Pernyataannya menggarisbawahi urgensi bagi IKM untuk merangkul teknologi mutakhir ini demi keberlanjutan dan pertumbuhan di masa depan.

Lebih lanjut, Menteri Agus menjelaskan bahwa teknologi AI memiliki kapasitas luar biasa untuk melampaui sekadar otomatisasi proses. Ia mampu mempercepat otomatisasi dengan tingkat presisi yang lebih tinggi serta memainkan peran sentral dalam membantu analisis data secara akurat dan mendalam. Kemampuan ini memungkinkan sektor industri untuk secara signifikan meningkatkan produktivitas, memperkuat seluruh mata rantai pasok (supply chain) yang lebih tangguh, dan menghasilkan produk-produk yang tidak hanya inovatif tetapi juga lebih responsif terhadap dinamika dan kebutuhan pasar yang terus berkembang. Dengan demikian, AI menjadi katalisator bagi pertumbuhan yang adaptif dan berorientasi masa depan bagi IKM.

Politikus terkemuka dari Partai Golkar ini menyoroti bahwa transformasi digital telah menjadi keharusan yang semakin mendesak, terutama mengingat skala dan kontribusi IKM di Indonesia. Negara ini membanggakan kepemilikan lebih dari 4,43 juta unit IKM yang secara kolektif telah berhasil menyerap lebih dari 12,8 juta tenaga kerja. Angka ini secara tegas menunjukkan betapa vitalnya peran IKM sebagai tulang punggung perekonomian dan penyedia lapangan kerja. Data ekonomi terbaru juga menunjukkan kinerja sektor manufaktur yang impresif; pada triwulan III 2025, sektor ini mencatatkan pertumbuhan sebesar 5,58 persen, memberikan kontribusi signifikan sebesar 17,39 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), sebagaimana informasi yang dapat diakses melalui data resmi Kementerian Perindustrian. Potensi IKM untuk berkontribusi lebih besar lagi melalui digitalisasi menjadi sangat nyata.

Melalui implementasi program e-Smart IKM yang inovatif, Menteri Agus mengungkapkan bahwa hingga triwulan III 2025, Direktorat Jenderal IKMA telah berhasil melatih sebanyak 31.306 pelaku IKM. Pelatihan ini secara komprehensif mencakup berbagai aspek penting seperti literasi digital, strategi pemasaran daring yang efektif, dan penguasaan teknologi dalam operasional bisnis sehari-hari. Kendati demikian, hasil dari self-assessment INDI 4.0 yang dilakukan menunjukkan adanya tantangan signifikan. Skor rata-rata yang tercatat hanya mencapai 1,45, sebuah indikasi bahwa tingkat kesiapan IKM dalam mengadopsi teknologi lanjutan seperti AI masih tergolong rendah. Gap ini menjadi fokus utama upaya pemerintah untuk memastikan IKM tidak tertinggal dalam revolusi industri 4.0.

Fitur Ramah Anak 2027: Platform Digital Sudah Siap?

Menanggapi tantangan ini, Direktur Jenderal IKMA, Reni Yanita, menjelaskan bahwa kerja sama strategis dengan MediaWave didasari oleh visi untuk memperluas akses IKM terhadap teknologi AI yang lebih mudah dijangkau dan terjangkau secara finansial. Reni juga menguatkan argumen ini dengan merujuk pada hasil riset kredibel dari Amazon Web Services (AWS) dan Strand Partners. Studi tersebut secara empiris menunjukkan bahwa 59 persen perusahaan yang telah sukses mengimplementasikan AI mengalami kenaikan pendapatan rata-rata yang substansial, mencapai hingga 16 persen. “Kami memiliki harapan besar bahwa kolaborasi ini akan menjadi jembatan yang membantu IKM di seluruh Indonesia untuk memanfaatkan teknologi AI secara lebih mudah, efisien, dan dengan biaya yang lebih murah, sehingga mereka dapat meraih manfaat optimal dari inovasi ini,” ujar Reni, menegaskan komitmen pemerintah terhadap pemberdayaan IKM.

Penandatanganan Nota Kesepahaman tersebut merupakan salah satu agenda penting dalam rangkaian Workshop Pemanfaatan AI untuk IKM yang digelar selama dua hari penuh, dari tanggal 13 hingga 14 November 2025, di Bogor. Acara ini berhasil menarik partisipasi dari 65 unit IKM yang antusias untuk mendalami potensi AI. Selama workshop, para peserta diberikan pemahaman mendalam tentang berbagai aspek krusial transformasi digital melalui kerangka kerja INDI 4.0. Selain itu, mereka juga dibekali dengan pedoman komprehensif mengenai keamanan siber, sebuah topik yang semakin mendesak di era digital, yang disampaikan melalui kerja sama erat dengan Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN). MediaWave, sebagai mitra teknologi, turut serta memberikan pelatihan langsung yang sangat praktis mengenai implementasi AI dalam berbagai aspek bisnis, mulai dari proses produksi, strategi pemasaran digital, peningkatan penjualan, hingga pengelolaan keamanan siber yang tangguh, memberikan bekal konkret bagi para pelaku IKM.

Dalam konteks digitalisasi yang semakin masif, Reni Yanita secara tegas menekankan bahwa transformasi digital harus berjalan selaras dengan penguatan kapabilitas keamanan siber yang kokoh. “Di era konektivitas yang serba cepat ini, keamanan siber bukan lagi sekadar pilihan tambahan yang bisa diabaikan, melainkan sebuah keharusan strategis yang fundamental. Kehadirannya mutlak diperlukan untuk menjaga integritas dan keandalan sistem operasional kita, serta yang terpenting, untuk membangun dan memelihara kepercayaan publik yang tak ternilai harganya,” tegasnya, menyoroti betapa pentingnya aspek perlindungan data dan sistem dalam ekosistem digital IKM.

Senada dengan pandangan pemerintah, Founder dan CEO MediaWave, Yose Rizal, memaparkan secara gamblang potensi revolusioner AI dalam dunia bisnis. Ia menyatakan bahwa teknologi AI memiliki kemampuan untuk mempercepat proses bisnis secara drastis, bahkan hingga lima kali lipat, dengan efisiensi biaya yang jauh lebih rendah. Namun, Rizal juga mengakui adanya tantangan besar berupa kesenjangan teknologi yang masih kentara di skala global. “Faktanya, masih terdapat kesenjangan teknologi yang signifikan; sekitar 90 persen Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) secara global belum memiliki akses memadai terhadap berbagai tools AI yang tersedia,” ungkapnya. Oleh karena itu, Rizal menaruh harapan besar pada kolaborasi strategis ini. “Kami optimis bahwa kemitraan ini akan secara masif mempercepat tingkat adopsi AI di puluhan ribu IKM di Indonesia, membawa mereka menuju era produktivitas dan inovasi yang belum pernah terjadi sebelumnya,” pungkas Yose Rizal, mengakhiri pandangannya dengan nada optimisme terhadap masa depan IKM yang terdigitalisasi.

Pilihan Redaksi: Apa Isi Buku Putih AI yang Dibuat Pemerintah

Aprilia RS-GP: Gendong Aerodinamika Baru di MotoGP!

Facebook Comments Box

POPULER





Desember 2025
SSRKJSM
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031 
×
×