HIMBAUAN – Sebuah drama tak terduga mewarnai lanjutan Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa Grup F. Mega bintang sepak bola, Cristiano Ronaldo, harus menerima kartu merah, yang secara otomatis menjadi salah satu sorotan utama dalam kekalahan pahit Portugal 0-2 dari Republik Irlandia. Laga yang berlangsung di Stadion Aviva, Dublin, pada Jumat (14/11) dini hari WIB tersebut, menyisakan jejak kekecewaan bagi tim berjuluk Seleção das Quinas.
Insiden krusial yang menimpa sang kapten terjadi pada menit ke-61, ketika Cristiano Ronaldo melakukan sikutan terhadap bek Irlandia, Dara O’Shea. Momen tersebut, yang mungkin luput dari pandangan awal wasit, kemudian ditinjau secara mendalam melalui sistem Video Assistant Referee (VAR). Setelah melalui pengecekan VAR, keputusan tegas pun dijatuhkan: kartu merah langsung untuk Ronaldo. Pengusiran ini secara drastis mengubah dinamika pertandingan, memaksa Portugal untuk berjuang dengan sepuluh pemain di sisa waktu.
Sebelum drama kartu merah terjadi, Republik Irlandia telah berhasil mengukir keunggulan berkat penampilan cemerlang penyerang muda, Troy Parrott. Penyerang yang memperkuat klub Liga Belanda AZ Alkmaar ini tampil impresif dengan mencetak dua gol di babak pertama, menjadi mimpi buruk bagi pertahanan Portugal. Gol pembuka tercipta setelah Parrott menyambut umpan lambung terukur dari Liam Scales dengan sundulan keras yang tak mampu dihentikan oleh kiper Portugal, Diogo Costa. Tak berselang lama, tepatnya pada menit ke-45, Parrott kembali menunjukkan ketajamannya melalui aksi individu yang berujung pada gol kedua, sekaligus menggandakan keunggulan Irlandia menjadi 2-0.
Dengan satu pemain lebih sedikit, Portugal terus berupaya keras untuk setidaknya memperkecil ketertinggalan dan mencari gol balasan. Namun, solidnya barisan pertahanan Irlandia yang digawangi Dara O’Shea dan efektivitas serangan balik mereka membuat upaya Seleção menemui jalan buntu. Hingga peluit panjang dibunyikan, skor 2-0 untuk kemenangan Republik Irlandia tetap bertahan. Meskipun menelan kekalahan mengejutkan ini, Portugal masih menduduki peringkat pertama klasemen sementara Grup F Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Eropa dengan raihan 10 poin dari lima pertandingan. Peluang mereka untuk lolos secara otomatis ke putaran final Piala Dunia 2026 masih terbuka lebar jika mampu mengemas poin penuh pada pertandingan terakhir Grup F menghadapi Armenia, yang dijadwalkan pada Minggu (16/11).
Di sisi lain, kemenangan krusial ini mendongkrak posisi Republik Irlandia ke peringkat ketiga Grup F dengan koleksi tujuh poin. Secara matematis, asa mereka untuk lolos secara otomatis ke Piala Dunia 2026 masih ada, meskipun sangat bergantung pada skenario yang cukup menantang. Irlandia harus mampu mengalahkan Hongaria pada laga terakhir kualifikasi, dan pada saat yang bersamaan, Portugal wajib takluk di tangan Armenia.
Terlepas dari kontroversi kartu merah Ronaldo, kemenangan Irlandia ini secara objektif dapat disebut sebagai hasil yang pantas. Data statistik menunjukkan bahwa Irlandia menghasilkan ekspektasi gol (xG) sebesar 1,96 dari 14 tembakan, sedikit lebih unggul dibandingkan Portugal yang hanya mencatatkan 1,55 xG dari 27 percobaan tembakan. Angka ini secara tidak langsung menggambarkan efisiensi dan efektivitas Irlandia dalam memanfaatkan setiap peluang yang mereka ciptakan.
Fakta menarik lainnya adalah intensitas serangan Portugal di babak pertama. Dengan 15 tembakan yang dilepaskan tanpa membuahkan gol, jumlah tersebut merupakan yang terbanyak dalam kualifikasi turnamen besar (Piala Dunia/Euro) tanpa mencetak gol sejak September 2017, saat mereka menghadapi Hungaria dengan 17 tembakan. Ini menggarisbawahi betapa frustrasinya barisan serang Portugal di laga tersebut dalam menembus pertahanan lawan.
Performa gemilang Troy Parrott juga mencatatkan sejarah tersendiri. Di usianya yang baru 23 tahun 282 hari, Parrott menjadi pemain termuda ketiga yang berhasil mencetak lebih dari satu gol dalam pertandingan internasional kompetitif untuk Republik Irlandia. Rekor tersebut hanya dilampaui oleh David Connolly (19 tahun 349 hari) saat melawan Liechtenstein pada Mei 1997, dan legenda Robbie Keane (18 tahun 98 hari) kala menghadapi Malta pada Oktober 1998. Parrott juga merupakan pemain Irlandia pertama yang mampu mencetak lebih dari satu gol dalam satu pertandingan sejak Callum Robinson menorehkan trigol ke gawang Qatar pada Oktober 2021.
Sumber: SportsNews.com


