Ekonomi
Beranda / Ekonomi / Asing Borong Saham Bank Besar, BCA Jadi Primadona!

Asing Borong Saham Bank Besar, BCA Jadi Primadona!

HIMBAUANDinamika pasar modal Indonesia kembali menjadi sorotan dengan kembalinya gairah investor asing terhadap saham-saham perbankan nasional. Dalam sepekan terakhir, tren positif ini begitu nyata terlihat, di mana minat para pemodal global untuk mengoleksi saham-saham dari bank-bank besar kembali menunjukkan peningkatan yang signifikan. Fenomena ini mengisyaratkan adanya kepercayaan yang kian menguat dari investor internasional terhadap fundamental ekonomi dan prospek pertumbuhan sektor keuangan Indonesia.

Dalam kurun waktu lima hari perdagangan terakhir, geliat pasar mencatat akumulasi aksi beli bersih (net buy) yang masif untuk empat pilar utama industri perbankan Tanah Air. Total nilai pembelian bersih yang dibukukan oleh investor asing untuk keempat saham raksasa perbankan tersebut mencapai angka impresif, yakni Rp2,2 triliun. Angka ini tidak hanya mencerminkan volume transaksi yang substansial, tetapi juga menegaskan sentimen positif yang kuat dari pelaku pasar global terhadap sektor perbankan domestik, yang kerap dianggap sebagai salah satu penopang stabilitas dan pertumbuhan ekonomi.

Di antara deretan bank besar yang menjadi incaran, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) muncul sebagai primadona tak terbantahkan. Saham dengan kode BBCA ini memimpin daftar pembelian dengan nilai akuisisi tertinggi oleh investor asing. Tercatat, investor internasional menggelontorkan dana senilai Rp1,29 triliun untuk membeli saham BBCA secara bersih. Angka ini secara jelas menggarisbawahi posisi Bank Central Asia sebagai salah satu aset paling diminati di pasar saham Indonesia, bahkan di tengah persaingan ketat di sektor keuangan.

Lonjakan minat yang begitu signifikan terhadap saham BBCA ini selaras dengan performa harga sahamnya yang menunjukkan tren penguatan. Dalam sepekan terakhir, harga saham BCA berhasil mencatatkan kenaikan sebesar 1,76 persen. Momentum positif ini membawa harga penutupan saham BBCA pada Jumat, 7 November 2025, bertengger kokoh di level Rp8.675 per saham. Pergerakan harga yang solid ini tak hanya memanjakan para pemegang saham, tetapi juga menjadi cerminan langsung dari keyakinan pasar terhadap prospek bisnis dan manajemen risiko Bank Central Asia yang cemerlang. Dinamika ini juga sejalan dengan berita terkait kesiapan Dana Pensiun BCA yang berencana masuk ke ETF Emas, menunjukkan spektrum luas aktivitas yang melibatkan entitas terafiliasi dengan BCA, meskipun dalam konteks investasi yang berbeda.

Coretax DJP: Serah Terima dari Vendor 15 Desember!

Tak hanya bank swasta, perbankan milik negara juga turut menikmati gelombang minat dari investor asing. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berhasil menarik perhatian kuat dari para pemodal global, mengukuhkan dirinya sebagai pilihan utama di antara bank-bank BUMN. Aksi beli bersih oleh investor asing di saham BBNI mencapai nilai Rp504,26 miliar, sebuah angka tertinggi di antara bank-bank milik negara. Ini menandakan kepercayaan pasar terhadap kapasitas dan strategi Bank Negara Indonesia dalam menghadapi tantangan ekonomi serta memanfaatkan peluang pertumbuhan.

Kuatnya minat asing terhadap BBNI juga termanifestasi dalam kinerja harga sahamnya. Saham BBNI mencatatkan kenaikan yang paling signifikan di antara keempat bank besar, melonjak sebesar 2,74 persen dalam sepekan. Reli yang impresif ini membawa harga saham BBNI menembus posisi Rp4.500 per saham, sebuah pencapaian yang mencerminkan antusiasme investor dan apresiasi terhadap kinerja fundamental serta prospek masa depan Bank Negara Indonesia. Kenaikan harga yang substansial ini tentunya menjadi dorongan moral bagi manajemen dan para pemegang saham, sekaligus menarik perhatian lebih lanjut dari pasar global.

Selanjutnya, gelombang investasi asing juga menyentuh saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI). Investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih di saham Bank Mandiri dengan nilai Rp330,22 miliar. Meskipun tidak setinggi BBCA atau BBNI, angka ini tetap menunjukkan adanya arus masuk modal yang konsisten, mengindikasikan bahwa Bank Mandiri masih dipandang sebagai aset yang menarik dan memiliki prospek jangka panjang yang stabil di mata investor internasional. Peran Bank Mandiri sebagai salah satu bank terbesar di Indonesia membuatnya tetap menjadi komponen penting dalam portofolio investasi asing di sektor keuangan.

Dorongan dari aksi beli bersih tersebut memberikan dampak positif pada harga saham BMRI, yang meskipun tipis, tetap menunjukkan kenaikan. Saham Bank Mandiri naik sebesar 0,64 persen, menutup pekan perdagangan di level Rp4.750 per saham. Kenaikan ini, meskipun moderat, menggarisbawahi adanya stabilitas dan dukungan pasar yang berkelanjutan, memastikan bahwa Bank Mandiri terus bergerak dalam lintasan positif. Hal ini juga menegaskan bahwa, terlepas dari laju kenaikan yang bervariasi antar bank, kepercayaan terhadap sektor perbankan secara keseluruhan tetap terjaga.

Berbeda dari dinamika ketiga bank besar sebelumnya, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) mencatat pola yang sedikit berbeda. Meskipun demikian, saham BBRI tetap menarik perhatian investor asing, yang masih mencatatkan aksi beli bersih. Namun, nilai pembelian bersih untuk saham Bank Rakyat Indonesia ini adalah yang paling kecil di antara empat bank besar, yakni sebesar Rp79,22 miliar. Data ini memberikan nuansa yang lebih kompleks terhadap sentimen pasar terhadap BBRI, mengingat posisinya sebagai bank dengan jangkauan nasabah mikro terbesar di Indonesia.

Pollux Hotels Terbitkan Obligasi Keberlanjutan Rp500 M

Perbedaan paling mencolok terlihat pada pergerakan harga saham BBRI. Kontras dengan tiga bank besar lainnya yang menunjukkan kenaikan harga, saham Bank Rakyat Indonesia justru cenderung stagnan. Harga saham BBRI tetap berada di level Rp3.980 per saham, tidak menunjukkan apresiasi yang signifikan dalam sepekan terakhir. Situasi ini mungkin mengindikasikan adanya pertimbangan khusus dari investor asing terhadap prospek jangka pendek BBRI, meskipun secara fundamental bank ini tetap kokoh. Fenomena ini juga sejalan dengan pengamatan yang lebih luas tentang kinerja saham bank-bank besar yang bervariasi, di mana investor asing masih terlihat berhati-hati dalam menimbang setiap peluang investasi.

Kembalinya minat investor asing terhadap saham-saham perbankan besar ini menjadi sinyal positif bagi pasar modal Indonesia secara keseluruhan. Aliran dana segar yang masuk ke saham-saham bank papan atas ini tidak hanya menambah likuiditas pasar, tetapi juga memperkuat fundamental nilai aset yang menjadi tulang punggung perekonomian nasional. Perbedaan respons pasar terhadap masing-masing bank, baik dari sisi nilai transaksi maupun pergerakan harga, memberikan gambaran yang kaya tentang bagaimana investor global memandang prospek dan risiko di sektor perbankan Indonesia pada periode ini.

Artikel ini sudah tayang di Kontan dengan judul Asing Borong Saham Big Banks: BCA Paling Diincar, BNI Pimpin Reli di Pekan Ini

Facebook Comments Box
Wall Street Reli: Sinyal The Fed Pangkas Suku Bunga?

POPULER





Desember 2025
SSRKJSM
1234567
891011121314
15161718192021
22232425262728
293031 
×
×