HIMBAUAN – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas), Amran Sulaiman, menegaskan komitmen pemerintah untuk mengawal stabilitas harga dan pasokan beras melalui program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) secara berkelanjutan. Program vital ini dipastikan akan terus bergulir sepanjang tahun tanpa henti, sebagai pilar utama ketahanan pangan nasional.
“Program SPHP beras ini tidak akan berhenti. Kami akan menjalankannya sepanjang tahun dengan strategi yang cermat dan terukur,” demikian disampaikan Amran dalam keterangan tertulisnya pada Selasa, 4 November 2025. Penegasan ini menggarisbawahi urgensi dan prioritas tinggi pemerintah dalam menjaga ketersediaan pangan pokok bagi seluruh lapisan masyarakat.
Amran menjelaskan bahwa pelaksanaan SPHP beras akan dirancang dengan pendekatan yang sangat terukur, mempertimbangkan karakteristik dan kebutuhan spesifik dari setiap daerah. Pendekatan ini bertujuan untuk memastikan bahwa setiap kilogram beras yang disalurkan dapat tepat sasaran, menjangkau langsung masyarakat yang membutuhkan, dan memberikan manfaat nyata secara optimal. Dengan demikian, program ini tidak hanya sekadar distribusi, melainkan sebuah intervensi pasar yang strategis dan berdampak luas.
Lebih lanjut, Amran menambahkan bahwa program SPHP tidak hanya berfokus pada stabilisasi harga di tingkat konsumen, tetapi juga memiliki misi krusial untuk menjaga keseimbangan pasokan dari hulu, yaitu petani produsen, hingga ke hilir, yaitu konsumen akhir. Keseimbangan ini menjadi kunci untuk menciptakan ekosistem pangan yang adil dan berkelanjutan bagi semua pihak.
Dalam menghadapi dinamika musim tanam dan panen, Bapanas telah merancang strategi distribusi yang adaptif. Amran mengungkapkan bahwa penyaluran SPHP akan difokuskan secara khusus ke wilayah-wilayah non-produsen beras, terutama ketika daerah sentra produksi sedang memasuki masa panen raya, yang biasanya berlangsung antara bulan Maret hingga Mei. Strategi ini dirancang untuk mencegah surplus pasokan di daerah sentra yang dapat menekan harga di tingkat petani, sekaligus menjamin ketersediaan di daerah yang bergantung pada pasokan dari luar.
Kriteria wilayah yang menjadi sasaran utama penyaluran SPHP meliputi daerah pegunungan atau perkotaan yang memiliki keterbatasan pasokan lokal. “Tujuannya sangat jelas, yaitu agar harga beras dapat stabil secara merata di seluruh wilayah Indonesia dan masyarakat tidak terbebani oleh kenaikan harga. Di sisi lain, kita juga menjaga agar harga di tingkat petani tidak anjlok saat panen raya,” tutur Amran. Ini adalah manifestasi dari kebijakan pangan yang berpihak pada kesejahteraan petani sekaligus daya beli konsumen.
Amran menaruh harapan besar bahwa program SPHP akan menjadi jaring pengaman yang efektif bagi petani saat menghadapi panen raya, di mana risiko penurunan harga cenderung tinggi. Ia optimistis bahwa dengan pola distribusi yang diatur secara presisi berdasarkan siklus musim tanam dan panen, benturan antara harga beras di hulu dan hilir dapat dicegah secara signifikan. “Kita harus menjaga dua sisi, memastikan petani tetap sejahtera dengan harga yang layak untuk hasil panen mereka, sekaligus memastikan konsumen dapat membeli beras dengan harga yang wajar dan terjangkau,” tegas Amran, yang juga merangkap jabatan sebagai Menteri Pertanian.
Untuk mewujudkan strategi penyaluran yang terukur ini, Amran menyatakan bahwa Bapanas secara konsisten melakukan pemantauan harga harian, berkolaborasi erat dengan berbagai pemangku kepentingan terkait. Kolaborasi lintas lembaga serta pemantauan aktif terhadap pergerakan harga dan ketersediaan beras ini diyakini Amran akan meningkatkan akurasi dan kecepatan penyaluran SPHP.
Keyakinan Amran terhadap keberhasilan upaya stabilisasi harga beras didukung oleh data capaian produksi beras nasional. Ia meyakini, stabilisasi harga dapat tercapai berkat peningkatan produksi beras yang mencapai 34,77 juta ton, dilengkapi dengan stok beras nasional yang solid sebanyak 3,8 juta ton. Angka-angka ini menjadi fondasi kuat bagi ketahanan pangan dan keberlanjutan program SPHP.
Pilihan Editor: Penye bab Beras Menumpuk hingga Turun Mutu di Gudang Bulog
Sumber: MSN Indonesia


